Sampai
saat ini pun aku masih bingung, dimanakah sosok mu yang dulu? ku pikir sampai
detik ini pun kau masih memikirkanku, tapi mungkin nyatanya, ah.. biarkan saja,
biarkan saja kau sibuk dengan duniamu, asal kau benar-benar belajar dan
menuntut ilmu di sana. Aku percaya kepadamu, karena kau pernah bilang kau ingin
berhasil dan bersungguh-sungguh di sana.
**Sudah
sekian lama, aku pun masih setia menunggumu, sampai senja pun mulai menutupi
langit yang kelabu ini, entah sampai kapanpun selalu terlintas di benakku, ada
sosok lain yang sepertinya akan menggantikanmu, tapi entah kenapa dibenakku hanya
kamu, hanya kamu..
..."Bagaimana bisa aku melupakanmu apalagi mencari sosok lain, jika pun saat ini ada banyak orang yang datang, yang kupikir akan menggantikanmu, tapi tidak! Bukan padanya, tapi mengapa hanya padamu aku rindu..?"
Ternyata,
menahan rindu itu sakit, tanpa ada komunikasi yang jelas dan malah nampak kian
buruk, namun akan ku tampung semua rasa penyesalan ini, rasa kecewa yang tak akan
ada habisnya jika aku utarakan lewat manapun.
Kalaupun
aku jujur, rasanya pasti pahit, selama bertahun-tahun silam, nasihat-nasihat
yang kau lontarkan saat itu, aku tak tahu, mungkin antara kebodohan dan
kepolosanku saat itu, aku ebnar-benar tak mengerti perasaanma, jika seperti ini
aku pun lebih baik tak usah tahu apa-apa, tapi memang yang namanya perasaan
tidak bisa dibohongi, rasanya argghh.. aku ingin menangis.
Jika waktu itu bisa diulang, mungkin kegengsianku saat itu bisa saja tak nampak terlihat, andai saja kau tahu, sampai kenangan memorian itu masih tersimpan di otakku sampai kapanpun. Mungkin kenangan itu akan hilang jika aku sudah menemukan sosok lain yang hampir sama denganmu.
Jakarta,
10 Oktober 2013
menahan rindu itu sakit......
BalasHapusTidak seperti papan tulis, coretannya bisa dihapus bersih.
Coretan di hati tidak bisa dihapus bersih. Bahkan saat kita benar-benar lupa, coretan itu tetap ada (di hati orang lain, dan atau banyak orang lain).
#DTL